Kisah Kasek Jadi Kadinas, Semoga Memotivasi Pegawai Lain untuk Maju
By Abdi Satria
nusakini.com-Semarang-Nama Imam Maskur dan Jumeri menjadi bahan perbincangan di kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, akhir-akhir ini. Bagaimana tidak, dua orang yang awalnya bukan siapa-siapa, sekarang mampu menduduki jabatan tinggi yang diincar banyak Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Imam Maskur, Camat Kedungbanteng Kabupaten Tegal dipercaya menjadi Kepala Biro Kesra Pemprov Jateng. Sementara itu, Jumeri yang semula hanya seorang Kepala Sekolah SMKN Bawen Kabupaten Semarang, didaulat memimpin Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng. Banyak orang yang tidak percaya keduanya mampu menduduki jabatan tinggi tersebut.
Namun karena proses lelang jabatan terbuka yang dilakukan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, keduanya mampu membongkar sekat birokrasi yang biasa berjalan di provinsi itu.
“Saya sendiri juga masih tidak percaya dengan hal ini, dengan para pesaing yang hebat-hebat, ada profesor dan doktor. Namun saya yang dipilih oleh Bapak Gubernur menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” kata Jumeri mengawali obrolan saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (7/5/2019).
Pria kelahiran Boyolali,10 Mei 1963 ini mengatakan, awalnya dia mendengar adanya lelang jabatan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dari group Whatsapp komunitas kepala sekolah. Karena syarat administrasi yang dimilikinya memungkinkan, Jumeri yang saat mendapat kabar itu sedang beribadah umrah di Mekah, memantapkan niat untuk mengikuti lelang jabatan tersebut.
“Awalnya tidak mau maju, namun karena dorongan teman-teman, saya akhirnya maju juga. Ya itung-itung mewakili aspirasi teman-teman seperjuangan,” imbuh Jumeri yang menjabat sebagai Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Jateng itu.
Saat awal mendaftar, Jumeri mengaku agak grogi dengan para pesaingnya. Selain tidak memiliki kenalan di birokrasi, para pesaing Jumeri berasal dari pejabat struktural di Pemprov Jateng dan memiliki pangkat cukup tinggi, bahkan dari kementerian. Ada pula yang bergelar profesor hingga doktor.
“Sementara saya hanya kepala sekolah biasa tanpa eselon, juga hanya lulusan S2. Namun karena sudah mendaftar, saya tidak merasa takut dan tanpa beban. Artinya kalau kepilih ya syukur, tidak ya tidak apa-apa,” tambah Jumeri yang dinobatkan sebagai Kepala Sekolah Terbaik Tingkat Nasional tahun 2013 tersebut.
Dengan bekal pengalaman sebagai guru dan kepala sekolah serta pengalaman di bidang pendidikan lainnya, Jumeri mantap mengikuti proses seleksi dari awal hingga akhir dengan lancar. Hingga akhirnya, ia masuk dalam tiga besar kandidat yang lolos dan namanya dipanggil oleh Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo untuk dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pada Senin (6/5/2019) lalu.
“Senang dan bangga sekali, semoga bisa melaksanakan amanah ini dengan baik. Saya ingin membawa perubahan untuk kebaikan pendidikan di sini, khususnya soal integritas,” terangnya.
Saat ditanya apa kira-kira yang membuatnya terpilih sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menyingkirkan belasan pesaing lainnya, Jumeri mengatakan jika itu penilaian objektif tim panitia seleksi dan penilaian subjektif dari Gubernur Jateng. Namun, dia meyakini pengalamanlah yang membuatnya terpilih.
“Ada salah satu soal dalam test itu yang tidak mungkin dijawab kalau orang itu tidak memiliki pengalaman sebagai pelaku. Nah saya ini kan pelaku, saya ini best practice karena pernah jadi Guru Tidak Tetap (GTT), pernah jadi wakil kepala sekolah, menjadi kepala sekolah, mendirikan sekolah dan pengalaman lain. Artinya saya ini orang lapangan yang juga mengetahui seluk beluk tentang persoalan-persoalan di dunia pendidikan,” bebernya.
Hal senada disampaikan Imam Maskur, Camat Kedungbanteng, Kabupaten Tegal yang kini menjabat sebagai Kepala Biro Kesra Pemprov Jateng. Imam mengatakan tidak percaya dapat dipercaya menjadi Kepala Biro Kesra dan lolos dalam seleksi jabatan yang diikutinya.
“Alhamdulillah saya dipercaya mendapatkan amanah yang sangat luar biasa berat ini. Ini merupakan kesempatan kepada saya untuk mewakafkan diri kepada masyarakat Jawa Tengah,” kata Imam.
Imam mengatakan akan langsung bekerja keras untuk membantu Gubernur Jateng dalam mewujudkan visi dan misinya. Hal yang akan segera dilakukannya adalah dengan membuat sistem informasi terpadu terkait hibah Pemprov Jateng kepada masyarakat.
“Menurut laporan dari Pak Wakil Gubernur, hibah selama ini sedikit kurang sinkron di lapangan. Untuk itu kami akan membuat sistem informasi terpadu terkait pengelolaan dana hibah dari Provinsi kepada masyarakat luas,” ucapnya.
Disinggung terkait kontrak kerja selama setahun, baik Jumeri dan Imam Maskur mengatakan tidak masalah dengan kontrak tersebut. Keduanya menegaskan akan bekerja semaksimal mungkin dan memberikan yang terbaik kepada masyarakat.
“Kalau memang nanti kami dirasa tidak mampu oleh bapak Gubernur, kami siap mengundurkan diri,” kata keduanya.
Terkait kabar jika nama keduanya kini menjadi bahan pembicaraan banyak pihak, mereka hanya tersenyum.
“Semoga cerita kami ini bisa memotivasi pegawai lain untuk maju. Karena sekarang, siapapun orangnya, bisa menjadi pejabat tinggi di lingkungan Pemprov Jateng asal memiliki pengalaman, komitmen, integritas dan kemauan yang tinggi,” pungkas Jumeri.(p/ab)